Selasa, 05 Mei 2015

Materi

Cakra Kembang Untuk Kesehatan, Kecerdasan dan Pengembangan Karakter

 Pengembangan Karakter dan Kecerdasan
Pelatihan Seni Beladiri Klasik Cakra Kembang sangat efektif untuk penyembuhan dan mencegah penyakit dalam tubuh. Seperti asma, reumatik, hipertensi, radang lambung, insomnia, migraine, despresi, dan jenis penyakit yang menurut diagnosa dan pengobatan konvensional diprediksi tidak dapat disembuhkan. Berlatih Seni Beladiri Klasik Cakra Kembang  mampu menunjang kesehatan fisik dan mental, serta peningkatan vitalitas. Aspek lain dari berlatih secara rutin dan benar, penekanan pada sikap dan gerak rileks, dapat mendongkrak kejernihan akal dan kefokusan berfikir secara logis sehingga mampu meredam emosi. Cakra Kembang membuat para praktisinya menjadi lebih tenang, berwibawa, dan terarah, Disisi lain dominan untuk pengembangan karakter sebagaimana sifat dasar dari pelatihan Cakra Kembang menitik beratkan pada keindahan, keanggunan, kewibawaan, dan bertindak sebagai penyalur energy yang harmonis. Praktisi Cakra Kembang dalam kesehariannya menunjukkan sikap percaya diri pada kemampuannya, santun, rendah hati, toleransi terhadap sesama, dan selalu menciptakan kedamaian pada dirinya sendiri serta orang lain.
          Cakra Kembang mendasar pada filosofi dan kebijakan para kaum sufi di masa lampau, dalam filosofinya keilmuwan Cakra Kembang lahir dari kondisi  kehampaan (nol) . Dalam kehampaan (nol) menghasilkan gerak dan ketenangan. Ketika bergerak energy itu memisah, disaat diam energy tersebut menyatu. Menakjubkan, filosofi ini begitu dekatnya dengan teori fisika berkaitan dengan analisa alam dan atom. Merujuk pada pernyataan kedua fisikawan John Assaraf dan Murray Smith yang memakai istilah Zero Point Field, “ditingkatan paling kecil, pada suhu nol dimana semua bentuk energy yang kita kenal seolah lenyap. Dan di tingkatan ini bukan lagi energi, bukan juga ruang kosong, artinya bahwa sumber energy tersebut muncul dari samudera kesadaran murni, dan kesadaran inilah yang bisa berbentuk materi dan energy”. Penerapan dalam teori Cakra Kembang dikenal dengan metode meditatif, penyelarasan, relaksasi, atau hypnosis. Dimana seseorang dipandu untuk melepas semua ketegangan, dan dibawa dalam konsep gelombang dari Beta,  Alpha, Theta, sampai Delta.
Konsep Gelombang Otak Manusia ada 4 :
·         Beta (14-100 Hz) dalam kondisi ini seseorang cenderung aktif, analisis logika, konsentrasi, prasangka, pikiran sadar, perasaan was-was, khawatir,stress.
·         Alpha (8-13.9 Hz) ,Khusu’, relaksasi, ikhlas, nyaman, tenang, santai, istirahat, puas, bahagia, akses nurani bawah sadar.
·         Theta (4-13,9 Hz) sangat khusu’, mimpi, intuisi, murni berada di tataran bawah sadar, ,ikhlas, hening
·         Delta (0,1-3,9) Tidur lelap tanpa mimpi, nurani bawah sadar kolektif, tidak ada pikiran dan perasaan.
Sedangkan pikiran bawah sadar manusia  juga menyimpan 4 hal diantaranya:
1.     Memory yaitu ingatan kita dari kecil sampai sekarang
2.    Self image merupakan citra diri kita
3.    Personality yaitu kepribadian kita
4.    Habits yakni bermacam kebiasaan yang kita alami
Beberapa Manfaat Khusus di Bidang Kesehatan
·         Sekali melakukan gerakan maka seluruh organ tubuh secara otomatis akan ikut bergerak, maka murid Cakra Kembang harus mampu melatih semua bagian tubuhnya
·         Memicu para murid untuk mengurangi pemikiran yang tidak relefan, mampu memusatkan pikiran ke hal yang lebih positif, menciptakan kondisi ideal system syaraf agar dapat berfungsi secara normal sekaligus membawa manfaat olahraga fisik dan spiritual
·         Jika seorang murid mampu menguasai gerakan jurus,  bisa mengendalikan dan mengatur pernapasan, maka akan memperoleh kedamaian jiwa, endingnya menyehatkan fisik dan terbebas dari perasaan emosional
·         Keindahan gerak yang diperagakan secara lambat, mendorong para murid untuk berlaku sabar, toleransi terhadap sesama, serta memperoleh ketenangan luar dalam
·         Semua gaya dan gerak sebagai pengendali seluruh tubuh, sehingga semua organ berada pada titik rileks dan lentur
·         Pernapasan yang dalam dan panjang bermanfaat untuk mengatur sirkulasi darah, dan mengarahkan pikiran agar selalu tenang terfokus dalam setiap melakukan aktifitas
·         Meningkatkan system saraf dan juga fungsi penyembuhan dari penyakit, serta meningkatkan kesehatan fisik maupun mental
Mungkin masih banyak yang belum mengerti atau bahkan meremehkan terkait keberadaan cakra kembang dalam konteks pelatihanya memperagakan gerakan-gerakan lambat layaknya sebuah tarian atau senam biasa. Perlu dipahami dalam pelatihan Cakra Kembang yang memperagakan gerakan lambat serta menitik beratkan pada metode pengembangan Cakra (pintu energy) dan telapak tangan tersebut melambangkan konsep energy internal dan alam semesta. Sebagai pengingat, bahwa hasil maksimal diperoleh manakala energy internal dan alam semesta berada dalam posisi selaras. Disimpulkan, bahwa seluruh gaya, gerak dan jurus dalam Cakra Kembang merupakan seni penguji waktu yang hebat, memberikan dampak kesehatan dan kecerdasan, memberikan kita untuk mempertahankan dan membela diri, kestabilan emosi, vitalitas, kesegaran mental. Dalam fase tertentu, membuat kita mempunyai kemampuan yang melampaui keadaan fisik, sehingga menambah keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Tuhan, serta memicu penyadaran dan penyerahan diri secara total, ada sebuah teori yang pantas kita kaji:
Biarkan kesabaran menjulang setinggi gunung
Kearifan terus mengalir laksana air
Kesuksesan tidak menciptakan sebuah perbedaan
Kegagalan tidak meninggalkan penyesalan dan kesenjangan
Mampukah kita ciptakan kebahagiaan laksana seorang suffi
Dia  mengerti dan sadar  kedamaian ternyata untuk tidak berbuat rakus dan tamak
Pastikan energy  mengalir agar semua tercerahkan kembali pulang dalam fitrah
                                            




3
Gaya dan Gerak Lambat Cakra Kembang Sebagai Seni Pertahanan
Cakra Kembang merupakan metode seni pertahanan dan pertarungan paling indah dan menakjubkan. Namun kebanyakan orang belum tahu bahwa dibalik gerakan yang lembut dan anggun layaknya senam dan tarian itu sejatinya adalah kumpulan jurus jurus beladiri. Sesuatu paling mengagumkan, gaya, gerak dan jurus dalam Cakra Kembang  mampu menahan segala bentuk tindakan atau agresi secara fisik maupun non fisik. Disisi lain juga bisa digunakan untuk menghadapi hampir semua serangan lawan. Hal ini merupakan sistim pertarungan yang praktis dan efektif. Diam bertahan, memukul, menendang, melempar, dan mencengkeram. “Bergerak dalam diam, mematahkan gerakan lawan sebelum menyerang”. Manfaat lain dari gaya pertarungan Cakra Kembang adalah selain bisa menghemat waktu dan tenaga, juga mampu menerapkan pengendalian kekuatan dengan lebih baik. Praktisi Cakra Kembang mampu melukai lawan tanpa harus meninggalkan tanda atau bekas luka, sangat berbeda dengan aliran seni beladiri lain yang kebanyakan terjadi selalu meninggalkan tanda saat berhasil melukai lawan. Dalam pelatihan Cakra Kembang, ditekankan bahwa praktisi tidak dibenarkan untuk melukai lawannya. Alasannya, karena latihan mereka mengondisikan diri untuk bersikap tenang dan tidak bersikap brutal, dan arogan dalam pertarungan. Selebihnya para praktisi dapat membuktikan kemampuannya dengan gaya dan gerak yang anggun berwibawa.
          Dalam situasi dan kondisi tertentu, praktisi Cakra Kembang mampu melempar lawan sampai jarak beberapa meter. Ini membuktikan suatu kemenangan secara nyata tanpa harus melukai. Aspek mekanis dan psikologis Cakra Kembang berbeda jauh dengan aliran beladiri lain kebanyakan. Disini dasar strategi pertarungan adalah mengalir seperti air mengikuti gerak lawan, tidak menyerang membabi buta. Penekanannya pada kondisi rilek dan tenang dalam pertarungan untuk menggunakan tekniknya secara efektif. Sebab kekuatan untuk mengalahkan lawan identik berasal dari aliran energy alam dan energy dalam tubuh bukan dari momentum mekanis, dimana seseorang hanya dapat menggunakan kekuatan saat terjadi kontak fisik. Sedangkan energy tersebut dapat mengalir secara harmonis kalau kita dalam posisi rileks dan tenang. Dalam pelatihan juga mengembangkan teknik dan keterampilan seni tangan mendorong (Pushing Hand), yaitu tangan mereka saling bersentuhan dalam gerak ritmis. Tujuannya adalah merasakan getaran gerakan dan kelemahan lawan.  Pada gerakan pembukaan lawan yang tidak sempurna atau posisi kuda kuda tidak seimbang, praktisi dapat mendorong lawannya tanpa harus melukai. Saat tangan posisi mendorong tidak hanya mengalir mengikuti gerakan lawan saja, tetapi juga harus bisa merasakan getaran perasaannya. Jika merasakan lawannya  enggan, cemas, was was dan bingung, maka praktisi harus menggunakan instingya untuk mendorong dan melempar.
          Filosofi Cakra Kembang bukan berasal dari para panglima perang di medan pertempuran yang bertujuan menyerang dan membunuh. Namun filosofi Cakra Kembang adalah demi menciptakan keharmonisan antar sesama makhluk, serta bertujuan untuk kesadaran dan pengendalian diri. Gaya, gerak dan jurus disuguhkan secara baik dan indah layaknya sebuah tarian senam, tanpa harus menggunakan kekuatan ekstrim dan brutal. Seorang gadis sekalipun kalau sudah mahir menggunakan gaya dan jurus Cakra Kembang, selain bisa mempertahankan diri secara efektif, saat menghadapai lawan yang kuat juga mampu mengalahkan, tanpa harus meninggalkan luka. Tapi berdampak pada lawan menderita sakit sangat serius. Seni Beladiri Cakra Kembang menitik beratkan pada nilai nilai luhur, seperti halnya dengan kejernihan berfikir, perilaku yang santai dan santun, menyukai akan segala bentuk keindahan, senang akan perdamaian, berwatak welas asih terhadap sesama serta bersikap bijaksana. Mengutip ajaran jawa dari leluhur kita yang hidup di masa lampau,”Sastra Njendra Hayuningrat Pangruwating Diyu”, Sastra Njendra-ilmu tentang raja atau pemimpin, hayuningrat-kedamaian, pangruwating - memulihkan merubah menjadi lebih baik, Diyu-raksasa symbol dari nafsu keangkara murkaan. Dimaksud disini bersikaplah seperti layaknya seorang pemimpin yang bijaksana dalam memimpin dirinya sendiri (sebelum memimpin orang lain), senantiasa menjaga kedamaian,serta menjadikan dirinya lebih baik agar terbebas dari sifat angkara murka layaknya raksasa. Seorang  guru pernah memberikan petuah terkait teori dalam pertarungan disamarkan dalam bentuk puisi, yang harus dipahami oleh para murid Cakra Kembang.
Jangan pernah meremehkan kelembutan dan keindahan gerak
Dibalik itu inti kekuatan di titik tersembunyi yang bersifat panas membakar
Sedangkan sumber kehidupan ada di pinggang
Harus bisa membedakan antara yang solid dengan nyata
Agar tiada penghalang energy mengalir laksana air mengalir
           Biarkan tujuh pintu utama terbuka dan terbersihkan
          Tetaplah tersenyum agar mahkotamu mengembang laksana teratai
          Selaraskan pikiran dan jantung agar sinar putih perak memancar tiada henti
          Diam dalam gerak, gerak dalam diam
Waspada dan peka membaca situasi rasakan getarannya
Setiap langkah dan gerak dibimbing keinginan
Yang lunak mampu mengalahkan yang keras
Biarkan spontanitas mengendalikan gerak dan energy mengalir keseluruh tubuh
          Perlu dipahami, dalam memperagakan jurus penting bagi para murid untuk menyempurnakan kuda kuda utamanya, serta dalam kondisi rileks tersenyum dari hati. Dan rasakan energy tersebut mengalir, lantas menyebar keseluruh tubuh, setelah kondisi itu muncul maka para murid baru memperagakan jurus secara kontinyu tanpa terputus. Terpenting dalam latihan beladiri Cakra Kembang harus mampu mengembangkan tenaga internal. Tetaplah waspada mengamati gerakan lawan. Dalam literature klasik Cakra Kembang merujuk pada delapan gerakan tangan dan enam gerakan kaki.
Delapan teknik gerakan tangan dan enam gerakan dasar kaki adalah :
·         Menangkis             - bergerak ke depan
·         Gerak memutar      - bergerak mundur
·         Menekan                - bergerak kekiri
·         Mendorong             - bergerak kekanan
·         Mencengkeram       - melompat
·         Mengambil             - tetap berada di tengah
·         Menyiku
·         meninju
4
Memahami Aspek Pikiran dan Energi
Agar mendapatkan hasil sempurna dari berlatih gaya dan gerak Cakra Kembang,  para murid harus memahami aspek pikiran dan energinya, sehingga kelembutan dan kewibawaan jurus yang diperagakan diilhami oleh energy illahi dan kesadaran. Ditinjau  dari sudut pandang kesehatan, mengembangkan gerak elegan, energy, dan kesadaran mental lebih penting dari pada hanya memperagakan gerakan fisik semata seperti layaknya senam kesegaran jasmani. Berlatih dengan metode pengembangan energy internal dan aspek pikiran akan berdampak pada aliran energi dalam tubuh dan kesehatan fisik maupun mental.
          Dalam prakteknya harus memperhatikan keseimbangan dan ketenangan, serta mengarahkan penekanan pada pinggang, dan bisa membedakan antara yang solid dengan yang nyata. Saat melakukan gerakan jurus, penting untuk tersenyum tulus sampai hati, visualisasi dan rasakan getaran energy yang masuk melalui cakra mahkota mengalir keseluruh tubuh dan bersarang di titik dantian. Berlatih secara benar dan kontinyu akan menimbulkan perasaan nyaman dan tenang, meningkatkan kecerdasan, dan secara mental akan menjadi bugar. Energi vital kesehatan dan kesegaran mental merupakan factor terpenting yang mempengaruhi aspek kehidupan manusia. Berlatih gerakan cakra kembang bertujuan untuk memperbaiki kebiasaan pernapasan agar menghasilkan udara segar dan menetralisir limbah beracun, menyimpan dua sifat energy yang terakumulasi pada tubuh, membersihkan saluran susuhuma, ida, piangla juga cakra cakra menjadi terbuka dan bersih. Meningkatkan energy positif, melonggarkan, menguatkan jaringan dan organ untuk menyesuaikan dengan tingkat energy baru. Pencapaian tingkat kesadaran yang lebih tinggi untuk pengendalian energy. Aspek lanjutan aliran energy menjadikan sebuah sistim yang tepat untuk meningkatkan kesehatan. Pendekatan berlatih geraklan cakra kembang, tidak hanya berguna untuk merawat tubuh fisik, namun juga untuk kesehatan mental dan satu bentuk pengendalian emosional. Lima formula karaktristik yang merujuk pada ketenangan pikiran, kegesitan tubuh, kepenuhan energy, kelengkapan tenaga, dan pemusatan spirit.
          Konsep teori tentang materi pengajaran Seni Beladiri Klasik Cakra Kembang Karta Bumi Gunung Kidul:
1.     Melatih pikiran dan belajar mengakses energy, ketika memperagakan gerakan jurus, gunakan kekuatan kehendak untuk mengendalikan energy, sehingga disaat kekuatan kehendak muncul, maka energipun akan mengalir deras laksana air, dan disaat energy mengalir, kekuatan internal terlahir.
2.    Sekali bergerak maka seluruh tubuh akan ikut bergerak,termasuk pikiran dan aliran energy terlibat dalam gerakan tersebut. Gerakan tubuh,aliran energy dipadukan sehingga muncul kekuatan yang mengalir tanpa hambatan.
3.    Bersikaplah selunak mungkin, pikiran dalam kondisi rileks, mengendorkan otot dan syaraf tubuh agar dalam kondisi nyaman terbebas dari ketegangan. Dalam konteks ini anda dapat menjadi keras dan lunak  meyesuaikan situasi kondisi.
4.    Ciptakan gerakan ibarat air, tidak ada sesuatu yang lebih lunak dibandingkan air, benda apapun yang sifatnya keras akan terkalahkan oleh kelembutan dan kelunakan air.
5.    Meditasi adalah gerbang yang harus dilewati, biarkan nafas mengikuti ritmenya, duduk dalam diam, diam tatkala duduk
6.    Attunement atau  membuka cakra berikut membersihkan saluran energy dalam tubuh sehingga energy harmonis mengalir stabil
7.    Hypnosis, proses membawa klien ke empat tahap konsep gelombang otak, beta, alpha, theta dan delta,


5
Fungsi Cakra Utama dan Tujuh Lapisan Tubuh kedalam Konsep Energi
Terdapat tujuh cakra utama di dalam tubuh eterik manusia, dimana kesemuanya merupakan pintu energy, yang masing-masing mempunyai fungsi dan karakter berbeda.
1.     Cakra dasar merupakan pusat energy berkaitan dengan lapisan tubuh satu, dalam kondisi normal berfungsi untuk membangkitkan vitalitas tubuh dan mengembangkan semangat hidup
2.    Cakra Seks atau solar plexus pusat energy lapisan tubuh kedua, merupakan pusat pengetahuan dan kreatifitas, berfungsi memacu peningkatan pengetahuan dan membangkitkan daya kreatifitas
3.    Cakra Pusat, berhubungan dengan lapisan tubuh ketiga, berkaitan dengan mental atau trauma
4.    Cakra Jantung, berhubungan dengan lapisan tubuh keempat, tentang perasaan cinta kasih
5.    Cakra Tenggorokan, berhubungan dengan lapisan tubuh ke lima, tentang jiwa dan rasa percaya diri
6.    Cakra Ajna, berhubungan dengan lapisan tubuh ke enam, tentang keyakinan, daya pikir, dan imajinasi
7.      Cakra Mahkota, berhubungan dengan lapisan tubuh ke tujuh, terkait pengembangan spiritual, pengetahuan suci, dan rahasia langit

Tingkatan Penguasaan Materi
1.     Tingkat Pratama ditandai dengan Sabuk Putih, melambangkan seorang insan yang baru memulai lembaran kehidupan baru. Dibekali 24 jurus dasar pengaksesan energy kecerdasan,  7 jurus tongkat, dan pengembangan  cakra untuk beladiri. Ditempuh selama enam bulan
2.    Tingkat Panjala ditandai sabuk kuning emas, melambangkan perjalanan hidup dan kehidupan manusia yang harus diperjuangkan dengan pengorbanan agar mencapai kemakmuran, seperti layaknya nelayan menjala ikan di samudera. Dibekali 12 jurus, ditempuh selama 6 bulan
3.    Tingkat Karmapala, ditandai sabuk warna merah, melambangkan sebuah keberanian, dimana sang insan harus berani menghadapi segala tantangan kehidupan, dan sadar bahwa setiap tindakan pasti ada dampaknya, hukum sebab akibat atau karma, dibekali 9 jurus, ditempuh selama 6 bulan
4.    Tingkat Nagapasa, ditandai dengan sabuk biru, melambangkan perilaku seseorang yang tenang, bijaksana, dan welas asih, senantiasa menekankan pada kesabaran seperti hamparan laut biru tak terbatas. Diibaratkan seekor naga yang tengah berpuasa dan bertapa di kedalaman dasar samudera, di bekali 8 jurus, di tempuh 6 bulan
5.    Tingkat Nayantaka, ditandai dengan satu lambang kembang tunjung  mekar warna keemasan ,mengisyaratkan  bahwa dalam tataran ini seseorang sudah mencapai tingkat spiritual dan mendapat pencerahan bathin. Nayantaka nama lain dari Kyai Semar tokoh pewayangan yang dikenal sebagai seorang dewa memilih menjadi ponokawan pandawa, bertugas untuk menjaga  kesejahteraan, perdamaian, serta kemakmuran di muka bumi. Ditempuh selama 6 bulan.
6.    Tingkat Hanggareksa, ditandai dengan dua lambang kembang tunjung mekar warna keemasan, tingkatan ini menandai bahwa seseorang sudah mampu menjaga dan mengendalikan dirinya secara lahir maupun bathin, serta sudah mencapai fase meditatif sempurna untuk tujuan spiritual
7.    Tingkat Saptapertala, ditandai dengan tiga lambang kembang tunjung mekar warna keemasan, fase ini menandai bahwa seseorang sudah mampu mengendalikan energy kundalini dan mencapai fase spiritual.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar