Cakra Kembang Untuk
Kesehatan, Kecerdasan dan Pengembangan Karakter
Pengembangan Karakter dan Kecerdasan
Pelatihan Seni Beladiri Klasik Cakra
Kembang sangat efektif untuk penyembuhan dan mencegah penyakit dalam tubuh.
Seperti asma, reumatik, hipertensi, radang lambung, insomnia, migraine,
despresi, dan jenis penyakit yang menurut diagnosa dan pengobatan konvensional
diprediksi tidak dapat disembuhkan. Berlatih Seni Beladiri Klasik Cakra
Kembang mampu menunjang kesehatan fisik
dan mental, serta peningkatan vitalitas. Aspek lain dari berlatih secara rutin
dan benar, penekanan pada sikap dan gerak rileks, dapat mendongkrak kejernihan
akal dan kefokusan berfikir secara logis sehingga mampu meredam emosi. Cakra
Kembang membuat para praktisinya menjadi lebih tenang, berwibawa, dan terarah,
Disisi lain dominan untuk pengembangan karakter sebagaimana sifat dasar dari
pelatihan Cakra Kembang menitik beratkan pada keindahan, keanggunan,
kewibawaan, dan bertindak sebagai penyalur energy yang harmonis. Praktisi Cakra
Kembang dalam kesehariannya menunjukkan sikap percaya diri pada kemampuannya,
santun, rendah hati, toleransi terhadap sesama, dan selalu menciptakan
kedamaian pada dirinya sendiri serta orang lain.
Cakra
Kembang mendasar pada filosofi dan kebijakan para kaum sufi di masa lampau,
dalam filosofinya keilmuwan Cakra Kembang lahir dari kondisi kehampaan (nol) . Dalam kehampaan (nol) menghasilkan
gerak dan ketenangan. Ketika bergerak energy itu memisah, disaat diam energy
tersebut menyatu. Menakjubkan, filosofi ini begitu dekatnya dengan teori fisika
berkaitan dengan analisa alam dan atom. Merujuk pada pernyataan kedua fisikawan
John Assaraf dan Murray Smith yang memakai istilah Zero Point Field,
“ditingkatan paling kecil, pada suhu nol dimana semua bentuk energy yang kita
kenal seolah lenyap. Dan di tingkatan ini bukan lagi energi, bukan juga ruang
kosong, artinya bahwa sumber energy tersebut muncul dari samudera kesadaran
murni, dan kesadaran inilah yang bisa berbentuk materi dan energy”. Penerapan
dalam teori Cakra Kembang dikenal dengan metode meditatif, penyelarasan,
relaksasi, atau hypnosis. Dimana seseorang dipandu untuk melepas semua ketegangan,
dan dibawa dalam konsep gelombang dari Beta, Alpha, Theta, sampai Delta.
Konsep Gelombang Otak Manusia ada 4 :
·
Beta
(14-100 Hz) dalam kondisi ini seseorang cenderung aktif, analisis logika,
konsentrasi, prasangka, pikiran sadar, perasaan was-was, khawatir,stress.
·
Alpha
(8-13.9 Hz) ,Khusu’, relaksasi, ikhlas, nyaman, tenang, santai, istirahat,
puas, bahagia, akses nurani bawah sadar.
·
Theta
(4-13,9 Hz) sangat khusu’, mimpi, intuisi, murni berada di tataran bawah sadar,
,ikhlas, hening
·
Delta
(0,1-3,9) Tidur lelap tanpa mimpi, nurani bawah sadar kolektif, tidak ada
pikiran dan perasaan.
Sedangkan pikiran bawah sadar
manusia juga menyimpan 4 hal
diantaranya:
1.
Memory
yaitu ingatan kita dari kecil sampai sekarang
2.
Self
image merupakan citra diri kita
3.
Personality
yaitu kepribadian kita
4.
Habits
yakni bermacam kebiasaan yang kita alami
Beberapa Manfaat Khusus
di Bidang Kesehatan
·
Sekali
melakukan gerakan maka seluruh organ tubuh secara otomatis akan ikut bergerak,
maka murid Cakra Kembang harus mampu melatih semua bagian tubuhnya
·
Memicu
para murid untuk mengurangi pemikiran yang tidak relefan, mampu memusatkan
pikiran ke hal yang lebih positif, menciptakan kondisi ideal system syaraf agar
dapat berfungsi secara normal sekaligus membawa manfaat olahraga fisik dan
spiritual
·
Jika
seorang murid mampu menguasai gerakan jurus,
bisa mengendalikan dan mengatur pernapasan, maka akan memperoleh kedamaian
jiwa, endingnya menyehatkan fisik dan terbebas dari perasaan emosional
·
Keindahan
gerak yang diperagakan secara lambat, mendorong para murid untuk berlaku sabar,
toleransi terhadap sesama, serta memperoleh ketenangan luar dalam
·
Semua
gaya dan gerak sebagai pengendali seluruh tubuh, sehingga semua organ berada
pada titik rileks dan lentur
·
Pernapasan
yang dalam dan panjang bermanfaat untuk mengatur sirkulasi darah, dan
mengarahkan pikiran agar selalu tenang terfokus dalam setiap melakukan
aktifitas
·
Meningkatkan
system saraf dan juga fungsi penyembuhan dari penyakit, serta meningkatkan
kesehatan fisik maupun mental
Mungkin masih banyak yang belum
mengerti atau bahkan meremehkan terkait keberadaan cakra kembang dalam konteks
pelatihanya memperagakan gerakan-gerakan lambat layaknya sebuah tarian atau
senam biasa. Perlu dipahami dalam pelatihan Cakra Kembang yang memperagakan
gerakan lambat serta menitik beratkan pada metode pengembangan Cakra (pintu
energy) dan telapak tangan tersebut melambangkan konsep energy internal dan
alam semesta. Sebagai pengingat, bahwa hasil maksimal diperoleh manakala energy
internal dan alam semesta berada dalam posisi selaras. Disimpulkan, bahwa
seluruh gaya, gerak dan jurus dalam Cakra Kembang merupakan seni penguji waktu
yang hebat, memberikan dampak kesehatan dan kecerdasan, memberikan kita untuk
mempertahankan dan membela diri, kestabilan emosi, vitalitas, kesegaran mental.
Dalam fase tertentu, membuat kita mempunyai kemampuan yang melampaui keadaan
fisik, sehingga menambah keimanan dan ketaqwaan kita terhadap Tuhan, serta
memicu penyadaran dan penyerahan diri secara total, ada sebuah teori yang
pantas kita kaji:
Biarkan kesabaran
menjulang setinggi gunung
Kearifan terus mengalir
laksana air
Kesuksesan tidak
menciptakan sebuah perbedaan
Kegagalan tidak
meninggalkan penyesalan dan kesenjangan
Mampukah kita ciptakan
kebahagiaan laksana seorang suffi
Dia mengerti dan sadar kedamaian ternyata untuk tidak berbuat rakus
dan tamak
Pastikan energy mengalir agar semua tercerahkan kembali pulang
dalam fitrah
3
Gaya dan Gerak Lambat
Cakra Kembang Sebagai Seni Pertahanan
Cakra Kembang merupakan metode seni
pertahanan dan pertarungan paling indah dan menakjubkan. Namun kebanyakan orang
belum tahu bahwa dibalik gerakan yang lembut dan anggun layaknya senam dan
tarian itu sejatinya adalah kumpulan jurus jurus beladiri. Sesuatu paling mengagumkan,
gaya, gerak dan jurus dalam Cakra Kembang
mampu menahan segala bentuk tindakan atau agresi secara fisik maupun non
fisik. Disisi lain juga bisa digunakan untuk menghadapi hampir semua serangan
lawan. Hal ini merupakan sistim pertarungan yang praktis dan efektif. Diam
bertahan, memukul, menendang, melempar, dan mencengkeram. “Bergerak dalam diam, mematahkan gerakan lawan sebelum menyerang”.
Manfaat lain dari gaya pertarungan Cakra Kembang adalah selain bisa menghemat
waktu dan tenaga, juga mampu menerapkan pengendalian kekuatan dengan lebih
baik. Praktisi Cakra Kembang mampu melukai lawan tanpa harus meninggalkan tanda
atau bekas luka, sangat berbeda dengan aliran seni beladiri lain yang
kebanyakan terjadi selalu meninggalkan tanda saat berhasil melukai lawan. Dalam
pelatihan Cakra Kembang, ditekankan bahwa praktisi tidak dibenarkan untuk
melukai lawannya. Alasannya, karena latihan mereka mengondisikan diri untuk
bersikap tenang dan tidak bersikap brutal, dan arogan dalam pertarungan.
Selebihnya para praktisi dapat membuktikan kemampuannya dengan gaya dan gerak
yang anggun berwibawa.
Dalam
situasi dan kondisi tertentu, praktisi Cakra Kembang mampu melempar lawan
sampai jarak beberapa meter. Ini membuktikan suatu kemenangan secara nyata
tanpa harus melukai. Aspek mekanis dan psikologis Cakra Kembang berbeda jauh
dengan aliran beladiri lain kebanyakan. Disini dasar strategi pertarungan
adalah mengalir seperti air mengikuti gerak lawan, tidak menyerang membabi
buta. Penekanannya pada kondisi rilek dan tenang dalam pertarungan untuk
menggunakan tekniknya secara efektif. Sebab kekuatan untuk mengalahkan lawan
identik berasal dari aliran energy alam dan energy dalam tubuh bukan dari
momentum mekanis, dimana seseorang hanya dapat menggunakan kekuatan saat terjadi
kontak fisik. Sedangkan energy tersebut dapat mengalir secara harmonis kalau
kita dalam posisi rileks dan tenang. Dalam pelatihan juga mengembangkan teknik
dan keterampilan seni tangan mendorong (Pushing
Hand), yaitu tangan mereka saling bersentuhan dalam gerak ritmis. Tujuannya
adalah merasakan getaran gerakan dan kelemahan lawan. Pada gerakan pembukaan lawan yang tidak
sempurna atau posisi kuda kuda tidak seimbang, praktisi dapat mendorong
lawannya tanpa harus melukai. Saat tangan posisi mendorong tidak hanya mengalir
mengikuti gerakan lawan saja, tetapi juga harus bisa merasakan getaran
perasaannya. Jika merasakan lawannya enggan, cemas, was was dan bingung, maka
praktisi harus menggunakan instingya untuk mendorong dan melempar.
Filosofi
Cakra Kembang bukan berasal dari para panglima perang di medan pertempuran yang
bertujuan menyerang dan membunuh. Namun filosofi Cakra Kembang adalah demi
menciptakan keharmonisan antar sesama makhluk, serta bertujuan untuk kesadaran
dan pengendalian diri. Gaya, gerak dan jurus disuguhkan secara baik dan indah
layaknya sebuah tarian senam, tanpa harus menggunakan kekuatan ekstrim dan
brutal. Seorang gadis sekalipun kalau sudah mahir menggunakan gaya dan jurus
Cakra Kembang, selain bisa mempertahankan diri secara efektif, saat menghadapai
lawan yang kuat juga mampu mengalahkan, tanpa harus meninggalkan luka. Tapi
berdampak pada lawan menderita sakit sangat serius. Seni Beladiri Cakra Kembang
menitik beratkan pada nilai nilai luhur, seperti halnya dengan kejernihan berfikir,
perilaku yang santai dan santun, menyukai akan segala bentuk keindahan, senang
akan perdamaian, berwatak welas asih terhadap sesama serta bersikap bijaksana. Mengutip
ajaran jawa dari leluhur kita yang hidup di masa lampau,”Sastra Njendra Hayuningrat Pangruwating Diyu”, Sastra Njendra-ilmu
tentang raja atau pemimpin, hayuningrat-kedamaian, pangruwating - memulihkan
merubah menjadi lebih baik, Diyu-raksasa symbol dari nafsu keangkara murkaan.
Dimaksud disini bersikaplah seperti layaknya seorang pemimpin yang bijaksana
dalam memimpin dirinya sendiri (sebelum memimpin orang lain), senantiasa
menjaga kedamaian,serta menjadikan dirinya lebih baik agar terbebas dari sifat
angkara murka layaknya raksasa. Seorang
guru pernah memberikan petuah terkait teori dalam pertarungan disamarkan
dalam bentuk puisi, yang harus dipahami oleh para murid Cakra Kembang.
Jangan pernah
meremehkan kelembutan dan keindahan gerak
Dibalik itu inti
kekuatan di titik tersembunyi yang bersifat panas membakar
Sedangkan sumber kehidupan
ada di pinggang
Harus bisa membedakan
antara yang solid dengan nyata
Agar tiada penghalang
energy mengalir laksana air mengalir
Biarkan tujuh pintu
utama terbuka dan terbersihkan
Tetaplah tersenyum agar mahkotamu
mengembang laksana teratai
Selaraskan pikiran dan jantung agar
sinar putih perak memancar tiada henti
Diam dalam gerak, gerak dalam diam
Waspada dan peka
membaca situasi rasakan getarannya
Setiap langkah dan
gerak dibimbing keinginan
Yang lunak mampu
mengalahkan yang keras
Biarkan spontanitas
mengendalikan gerak dan energy mengalir keseluruh tubuh
Perlu
dipahami, dalam memperagakan jurus penting bagi para murid untuk menyempurnakan
kuda kuda utamanya, serta dalam kondisi rileks tersenyum dari hati. Dan rasakan
energy tersebut mengalir, lantas menyebar keseluruh tubuh, setelah kondisi itu
muncul maka para murid baru memperagakan jurus secara kontinyu tanpa terputus.
Terpenting dalam latihan beladiri Cakra Kembang harus mampu mengembangkan
tenaga internal. Tetaplah waspada mengamati gerakan lawan. Dalam literature
klasik Cakra Kembang merujuk pada delapan gerakan tangan dan enam gerakan kaki.
Delapan teknik gerakan tangan dan enam
gerakan dasar kaki adalah :
·
Menangkis - bergerak ke depan
·
Gerak
memutar - bergerak mundur
·
Menekan - bergerak kekiri
·
Mendorong - bergerak kekanan
·
Mencengkeram - melompat
·
Mengambil - tetap berada di tengah
·
Menyiku
·
meninju
4
Memahami Aspek Pikiran dan Energi
Agar mendapatkan hasil sempurna dari
berlatih gaya dan gerak Cakra Kembang,
para murid harus memahami aspek pikiran dan energinya, sehingga
kelembutan dan kewibawaan jurus yang diperagakan diilhami oleh energy illahi
dan kesadaran. Ditinjau dari sudut
pandang kesehatan, mengembangkan gerak elegan, energy, dan kesadaran mental
lebih penting dari pada hanya memperagakan gerakan fisik semata seperti
layaknya senam kesegaran jasmani. Berlatih dengan metode pengembangan energy
internal dan aspek pikiran akan berdampak pada aliran energi dalam tubuh dan
kesehatan fisik maupun mental.
Dalam
prakteknya harus memperhatikan keseimbangan dan ketenangan, serta mengarahkan
penekanan pada pinggang, dan bisa membedakan antara yang solid dengan yang
nyata. Saat melakukan gerakan jurus, penting untuk tersenyum tulus sampai hati,
visualisasi dan rasakan getaran energy yang masuk melalui cakra mahkota
mengalir keseluruh tubuh dan bersarang di titik dantian. Berlatih secara benar
dan kontinyu akan menimbulkan perasaan nyaman dan tenang, meningkatkan
kecerdasan, dan secara mental akan menjadi bugar. Energi vital kesehatan dan
kesegaran mental merupakan factor terpenting yang mempengaruhi aspek kehidupan
manusia. Berlatih gerakan cakra kembang bertujuan untuk memperbaiki kebiasaan
pernapasan agar menghasilkan udara segar dan menetralisir limbah beracun,
menyimpan dua sifat energy yang terakumulasi pada tubuh, membersihkan saluran
susuhuma, ida, piangla juga cakra cakra menjadi terbuka dan bersih.
Meningkatkan energy positif, melonggarkan, menguatkan jaringan dan organ untuk
menyesuaikan dengan tingkat energy baru. Pencapaian tingkat kesadaran yang
lebih tinggi untuk pengendalian energy. Aspek lanjutan aliran energy menjadikan
sebuah sistim yang tepat untuk meningkatkan kesehatan. Pendekatan berlatih
geraklan cakra kembang, tidak hanya berguna untuk merawat tubuh fisik, namun
juga untuk kesehatan mental dan satu bentuk pengendalian emosional. Lima
formula karaktristik yang merujuk pada ketenangan pikiran, kegesitan tubuh,
kepenuhan energy, kelengkapan tenaga, dan pemusatan spirit.
Konsep
teori tentang materi pengajaran Seni Beladiri Klasik Cakra Kembang Karta Bumi
Gunung Kidul:
1.
Melatih
pikiran dan belajar mengakses energy, ketika memperagakan gerakan jurus,
gunakan kekuatan kehendak untuk mengendalikan energy, sehingga disaat kekuatan
kehendak muncul, maka energipun akan mengalir deras laksana air, dan disaat
energy mengalir, kekuatan internal terlahir.
2.
Sekali
bergerak maka seluruh tubuh akan ikut bergerak,termasuk pikiran dan aliran
energy terlibat dalam gerakan tersebut. Gerakan tubuh,aliran energy dipadukan
sehingga muncul kekuatan yang mengalir tanpa hambatan.
3.
Bersikaplah
selunak mungkin, pikiran dalam kondisi rileks, mengendorkan otot dan syaraf
tubuh agar dalam kondisi nyaman terbebas dari ketegangan. Dalam konteks ini
anda dapat menjadi keras dan lunak meyesuaikan situasi kondisi.
4.
Ciptakan
gerakan ibarat air, tidak ada sesuatu yang lebih lunak dibandingkan air, benda
apapun yang sifatnya keras akan terkalahkan oleh kelembutan dan kelunakan air.
5.
Meditasi
adalah gerbang yang harus dilewati, biarkan nafas mengikuti ritmenya, duduk
dalam diam, diam tatkala duduk
6.
Attunement
atau membuka cakra berikut membersihkan
saluran energy dalam tubuh sehingga energy harmonis mengalir stabil
7.
Hypnosis,
proses membawa klien ke empat tahap konsep gelombang otak, beta, alpha, theta
dan delta,
5
Fungsi
Cakra Utama dan Tujuh Lapisan Tubuh kedalam
Konsep Energi
Terdapat tujuh cakra utama di dalam
tubuh eterik manusia, dimana kesemuanya merupakan pintu energy, yang
masing-masing mempunyai fungsi dan karakter berbeda.
1.
Cakra
dasar merupakan pusat energy berkaitan dengan lapisan tubuh satu, dalam kondisi
normal berfungsi untuk membangkitkan vitalitas tubuh dan mengembangkan semangat
hidup
2.
Cakra
Seks atau solar plexus pusat energy lapisan tubuh kedua, merupakan pusat
pengetahuan dan kreatifitas, berfungsi memacu peningkatan pengetahuan dan
membangkitkan daya kreatifitas
3.
Cakra
Pusat, berhubungan dengan lapisan tubuh ketiga, berkaitan dengan mental atau trauma
4.
Cakra
Jantung, berhubungan dengan lapisan tubuh keempat, tentang perasaan cinta kasih
5.
Cakra
Tenggorokan, berhubungan dengan lapisan tubuh ke lima, tentang jiwa dan rasa
percaya diri
6.
Cakra
Ajna, berhubungan dengan lapisan tubuh ke enam, tentang keyakinan, daya pikir,
dan imajinasi
7. Cakra Mahkota, berhubungan dengan
lapisan tubuh ke tujuh, terkait pengembangan spiritual, pengetahuan
suci, dan rahasia
langit
Tingkatan Penguasaan Materi
1.
Tingkat
Pratama ditandai dengan Sabuk Putih, melambangkan seorang insan yang baru memulai
lembaran kehidupan baru. Dibekali 24 jurus dasar pengaksesan energy
kecerdasan, 7 jurus tongkat, dan
pengembangan cakra untuk beladiri.
Ditempuh selama enam bulan
2.
Tingkat
Panjala ditandai sabuk kuning emas, melambangkan perjalanan hidup dan kehidupan
manusia yang harus diperjuangkan dengan pengorbanan agar mencapai kemakmuran,
seperti layaknya nelayan menjala ikan di samudera. Dibekali 12 jurus, ditempuh
selama 6 bulan
3.
Tingkat
Karmapala, ditandai sabuk warna merah, melambangkan sebuah keberanian, dimana
sang insan harus berani menghadapi segala tantangan kehidupan, dan sadar bahwa
setiap tindakan pasti ada dampaknya, hukum sebab akibat atau karma, dibekali 9
jurus, ditempuh selama 6 bulan
4.
Tingkat
Nagapasa, ditandai dengan sabuk biru, melambangkan perilaku seseorang yang
tenang, bijaksana, dan welas asih, senantiasa menekankan pada kesabaran seperti
hamparan laut biru tak terbatas. Diibaratkan seekor naga yang tengah berpuasa
dan bertapa di kedalaman dasar samudera, di bekali 8 jurus, di tempuh 6 bulan
5.
Tingkat
Nayantaka, ditandai dengan satu lambang kembang tunjung mekar warna keemasan ,mengisyaratkan bahwa dalam tataran ini seseorang sudah
mencapai tingkat spiritual dan mendapat pencerahan bathin. Nayantaka nama lain
dari Kyai Semar tokoh pewayangan yang dikenal sebagai seorang dewa memilih
menjadi ponokawan pandawa, bertugas untuk menjaga kesejahteraan, perdamaian, serta kemakmuran
di muka bumi. Ditempuh selama 6 bulan.
6.
Tingkat
Hanggareksa, ditandai dengan dua lambang kembang tunjung mekar warna keemasan,
tingkatan ini menandai bahwa seseorang sudah mampu menjaga dan mengendalikan
dirinya secara lahir maupun bathin, serta sudah mencapai fase meditatif
sempurna untuk tujuan spiritual
7.
Tingkat
Saptapertala, ditandai dengan tiga lambang kembang tunjung mekar warna
keemasan, fase ini menandai bahwa seseorang sudah mampu mengendalikan energy
kundalini dan mencapai fase spiritual.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar